BELL'S PALSY adalah penyakit yang menyebabkan wajah miring atau perot
Apa Itu Bell's Palsy?
Bell's Palsy adalah penyakit yang menyerang saraf pada wajah yang menyebabkan otot pada salah satu sisi wajah
mengalami kelumpuhan dan mengakibatkan wajah menjadi miring atau wajah menjadi perot, demikian menurut dr Eni Spesialis Saraf RS PHC Surabaya. Nama Penyakit yang unik ini dapat
mengganggu penampilan. Karena jika tidak ditangani akan terjadi kecacatan pada wajah, yaitu wajah terlihat perot/melorot
(tidak simetris)
Apa Penyebab Penyakit Bell's Palsy ?
Penyebab muka miring / wajah perot bahkan melorot (Bell's Palsy) ini belum diketahui secara pasti, namun para ahli meyakini
infeksi virus Herpes simplek sebagai penyebab utamanya, sehingga terjadi proses radang dan pembengkakan saraf. Selain
itu, disebutkan juga virus Herpes zoster yang sering menyerang wajah tanpa disertai gejala yang jelas. Gangguan otot wajah
dapat pula disebabkan oleh serangan stroke, infeksi, sakit getah bening dan tumor. Kasus ini dapat terjadi pada semua usia
baik pria maupun wanita. Bell's Palsy Biasanya terjadi pada laki-laki usia dewasa karena pria lebih banyak beraktivitas di luar
ruangan. Menurut dr Eni Spesialis Saraf dari Rumah Sakit PHC Surabaya, orang yang bekerja di ruangan ber AC (penyejuk
udara) pun bisa terserang Bells Palsy, bila hawa dingin yang ditimbulkan hanya terpusat pada satu sisi. Pada seseorang
dengan kekebalan menurun dan juga mereka yang mempunyai keluarga dengan riwayat penyakit ini juga dapat mengalami
Bell Palsy.
Gejala dan Komplikasi
Secara tiba-tiba mengalami kelumpuhan ringan, wajah melorot atau mencong sehingga sulit berekspresi, rasa sakit pada
telinga terutama di belakang telinga, sensitif terhadap suara pada sisi wajah yang terpengaruh, fungsi lidah terganggu
sehingga tidak dapat merasakan makanan dan minuman. Pada kasus yang ringan proses penyembuhan lebih cepat,
sedangkan pada kasus yang lebih berat dapat menyebabkan kerusakan permanen serabut saraf.
Segera Cari Pertolongan Medis
Segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf jika tiba-tiba wajah terlihat miring/perot. Penanganan biasanya dilakukan
dengan obat-obatan dan fisioterapi. Sejauh ini belum ada tes laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis. Menurut dr
Nunung Nugroho Spesialis Rehabilitasi Medik Rumah Sakit PHC Surabaya, umumnya dokter menilai pemeriksaan dari kondisi
wajah dan gerakan otot wajah ketika memejamkan mata, mengangkat alis, memperlihatkan gigi dan mengerutkan dahi. Untuk
memastikan diagnosa dilakukan dengan Electromyography (EMG), Imaging scans (MRI, CT Scan, X-ray). Hal penting dalam
optimalisasi terapi adalah "Latihan Wajah”. Yang perlu diperhatikan juga adalah "Mata”. Kelopak mata yang tidak dapat
menutup sempurna akan menimbulkan masalah baru berupa iritasi dan infeksi mata jika tidak segera ditangani. Latihan wajah
dilakukan minimal 2 – 3 kali sehari. Kualitas latihan lebih utama daripada kuantitasnya, untuk itu lakukan sebaik
mungkin.
Lanjutkan dengan gerakan-gerakan wajah tertentu yang dapat merangsang otak untuk tetap memberi sinyal untuk
menggerakkan otot-otot wajah, demikian menurut dr Nunung Nugroho sebagai Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik Rumah
Sakit PHC Surabaya.
Lakukan latihan di depan cermin, gerakan yang dilakukan berupa:
- Tersenyum
- Mencucurkan mulut kemudian bersiul
- Mengatupkan bibir
- Mengerutkan hidung
- Mengerutkan dahi
- Menarik sudut mulut secara manual dengan telunjuk dan ibu jari
- Mengangkat alis secara manual dengan keempat jari panjang (selain ibu jari)
- Membuka dan menutup kelopak mata