Setiap makanan yang cara memasaknya tidak dengan sempurna, baik dan benar pasti akan ada efek negatif bagi tubuh. Begitu pula dengan pertanyaan lebih berbahaya mana antara makanan yang digoreng dengan yang dibakar/panggang. Jawabannya kembali pada cara memasaknya, sudah baik dan benar atau tidak, penjelasan dr. Shinta Besly (dokter RS PHC Surabaya).
Cara memasak lele misalnya, yang digoreng dalam waktu lama sampai kering tentu lebih tidak sehat dibanding dibakar dengan metode yang benar. misal memanggang dengan diberi aluminium foil, tidak kontak langsung dengan arang dan tidak dalam waktu lama. Nah, kebanyakan kita suka kontak langsung dengan arang ketika membakar ikan atau daging, membakarnya lama hingga gosong yang dinilai akan lebih enak. Namun cara ini yang tidak sehat bagi tubuh kita karena protein daging itu akan berubah menjadi senyawa karsinogenik, jika kita konsumsi akan memapar tubuh yang memiliki kanker dan akan menyebabkan inisiasi bagi tubuh mereka dan benar-benar akan terkena kanker.
Salah satu tips jika ingin makan makanan bakaran, yang pertama usahakan dibumbui dulu seperti diberi kecap atau dilapisi bumbu. Kedua, jangan sampai kontak langsung dengan arang. Coba bungkus dulu dengan aluminium foil lalu dibakar. Ketiga, bila sering konsumsi makanan bakar, jgn lupa konsumsi zat antioksidan seperti sayur atau buah untuk menangkal senyawa karsinogen pd ikan / daging bakar yang tak terkendali
Waspadai juga bila memanggang ikan/daging diatas bakaran yang asapnya tebal karena kayu diberi minyak tanah. Akan lebih sehat bila menggunakan batu bara asli. Jangan dibayangkan ekses zat karsinogenik itu akan bereaksi langsung terhadap tubuh. Kanker itu tumbuh bertahap. Mulai dari inisiasi yang dipapar zat karsinogenik, kemudian memasuki fase promotor, yakni sel sudah rentan terpapar zat karsinogenik itu akan bermutasi menjadi sel kanker. Dan fase berikutnya yakni progresif yang pertumbuhan sel kanker tidak bisa dikendalikan yang akhirnya menjadi kanker.
Tentu perlu lebih waspada lagi bila makanan bakar bukan kita sendiri yang membakar. Resikonya lebih rumit lagi untuk diantisipasi dan kendalikan. Padahal yang mengonsumsi juga keluarga kita